Cianjur – Ketua KPU Kab Cianjur Hilman Wahyudi mengajak semua elemen masyarakat menjaga sikap kritis untuk menangkal informasi yang menyesatkan di tengah ruang publik. Seperti halnya berita hoax
“Munculnya hoax selalu tidak murni dan netral. Dibalik hoax ada motif yang tersembunyi. Motif tersebut diantaranya menghancurkan tatanan negara yang sudah baik,” ungkap Hilman.
Hal itu mengemuka dalam diskusi dengan tema “Tegakkan Demokrasi, Selamatkan Bangsa dari Radikalisme dan Hoax” di Cafe Depdoo Kab Cianjur, Jawa Barat, 19 Juli 2019.
Menurut dia, hoax yang muncul dipermukaan harus dikaji sehingga tujuannya dapat terbaca, dan dapat diantisipasi. Informasi yang muncul perlu didiskusikan di ruang publik karena dapat berdampak di ranah publik. Kemampuan untuk menguji hoax tersebut harus terus dilatih secara berkelanjutan, karena efek hoax sangat berbahaya yang dapat menghancurkan tatanan bernegara.
“Kami sadari bahwa orang-orang Cianjur memiliki kualitas untuk menangkal radikalisme dan hoax. Kita harus yakin dengan menunjukan kapasitas diri dan intelektualitas kita sebagai orang Cianjur yang dapat bersaing dengan kota-kota lainnya. Hal ini menjadi bekal untuk kita semua untuk melawan hoax dan radikalisme di Cianjur,” tuturnya.
Sementara itu, Tokoh Muda Nahdlatul Ulama (NU) Kab Cianjur Wildan Efendi, menyebutkan bahwa Negara telah dibangun dan diperjuangkan melalui darah dan air mata. Para santri dan para kyai yang berkorban pada masa perjuangan tidaklah sedikit.
“Untuk itu, pengorbanan itu harus kita jaga bersama. Hoax pun harus bisa diperangi bersama-sama,” ucap Wildan.
Dikatakan Wildan, teori penting yang harus diimplementasikan adalah mencari kebenaran. Dalam proses mencari kebenaran tersebut maka kebenaran yang muncul harus kita uji. Munculnya hoax merupakan tantangan bagi semua pihak bukan berarti terpecah belah tetapi justru harus melawan hoax tersebut dengan menjaga Ukhuwah Islamiah.
“Hal tersebut juga merupakan amanat dari para ulama pendahulu kita dalam menjaga persatuan dan kesatuan Indonesia,” sambung dia lagi
Dilanjutkannya, Cianjur akan menyambut demokrasi Pilkada tahun 2020. Diskusi ini, kata dia, menjadi penting dalam memberikan literasi kepada masyarakat yang merupakan cerminan dari hukum kausalitas pada masa mendatang. Kajian ini dalam rangka menangkal hoax dan radikalisme di Cianjur sehingga dapat melahirkan pemimpin yang berkualitas pada masa mendatang.
“Kita juga harus mempunyai nalar yang sehat untuk menyikapi perkembangan teknologi yang mempengaruhi perkembangan hoax,” sebutnya.
Selain itu, Wildan juga menyikapi pihak-pihak yang mudah mengkafirkan orang lain (tafkiri), yang hanya menganggap kebenaran tunggal, tidak menerima kebenaran orang lain. Hal ini menjadi persoalan bersama untuk memberikan pemahaman yang benar di ranah publik.
“Akar Radikalisme muncul dari ketidakpuasan. Ketika banyak ketimpangan muncul di tengah masyarakat maka akan membuka peluang radikalisme masuk dalam ranah tersebut. Kemudian dalam perkembangannya maka muncul paham tafkiri yang menganggap kebenaran dirinya secara tunggal dengan tidak menganggap kebenaran orang lain. Untuk itu, perlu saluran-saluran diskusi melalui berbagai forum yang mengkaji terkait nilai-nilai Islam yang Rahmatan Lil Alamin,” jelasnya.
Ditempat yang sama, Kasi Infrastruktur Diskominfo Kab. Cianjur Engkus Kusmayadi, mengakui perkembangan hoax begitu masif karena dipengaruhi oleh perkembangan smartphone. Dengan mudahnya masyarakat mengakses informasi juga semakin rentan masyarakat terkena hoax.
“Hoax juga banyak menyebar dari media sosial. Berbagai instrumen telah dibuat untuk melawan hoax. Termasuk banyak dari regulasi Kominfo yang dikeluarkan untuk melawan hoax,” bebernya.
Dijelaskannya, rambu-rambu peraturan tersebut telah ada, diantaranya adanya peraturan yang mengharuskan masyarakat mengetahui kebenaran informasi dengan melakukan kroscek terhadap informasi yang muncul.
“Kita harus mengenal informasi hoax. Informasi tersebut biasanya sangat provokatif, dan cenderung memaksa pembaca untuk menyebarkan informasi tersebut. Untuk itu, kita perlu curiga terhadap informasi yang demikian sehingga apabila kita menemukan informasi seperti tersebut harus segera kita kroscek melalui saluran-saluran yang tersedia,” tambah dia.
Sementara narasumber dari Kesbangpol Tatang Basari, S.I.P. (Sekretaris Kebangpol Kab Cianjur), mengajak semua pihak menyelamatkan bangsa dan terus menjaga demokrasi di Indonesia.
“Kegiatan ini merupakan kegiatan yang baik dan perlu diteruskan sebab saluran diskusi seperti ini dalam rangka menjaga demokrasi dan persatuan, serta memberikan pemahaman bagi kita untuk memberikan pencerahan di masyarakat. Selanjutnya, penyelenggaraan Pemilu 2019 telah kita lewati. Kita harus mengapresiasi atas penyelenggaraan Pemilu meski terdapat kerikil yang merupakan buih dari demokrasi namun secara umum Pemilu 2019 dapat dilaksanakan dengan aman dan kondusif oleh KPU RI,” pungkasnya.
Kegiatan Forum Silaturahmi Tokoh Kebangsaan Cianjur Intellectual Foundation_Kab. Cianjur, diakhiri dengan mendeklarasikan komitmen untuk ”Menolak Radikalisme dan Hoax”