Gus Sholeh : Hormati Keputusan MK, Siapapun Presidennya Nanti

News252 Dilihat

JAKARTA – Panasnya suhu politik Indonesia menjelang putusan sidang sengketa Pilpres 2019 oleh Mahkamah Konstitusi (MK) terkait dengan gugatan kubu Prabowo-Sandi dinilai bisa berdampak negatif di masyarakat.

Ketua Aliansi Mubaligh Perekat Umat (AMPU) Gus Sholeh MZ mengajak semua pihak untuk bisa menghormati apapun hasil putusan yang diyakini MK bakal adil dalam mengambil keputusan.

“Kita harus menghormati keputusan yang ditetapkan oleh MK, dan mendukung siapapun Presidennya nanti yang di putuskan oleh MK,” ungkap Gus Sholeh.

Hal itu mengemuka dalam Halal Bihalal Silaturahim Kebangsaan Antar Iman, dengan tema “Merajut Harmoni Antar Iman, Menuju Indonesia Damai” yang diinisiasi kelompok Yayasan Cinta Kasih, GENTARI, JPK di The Park Lane 5 Casablanka Jaksel, Selasa (25/6/2019).

Menurut dia, siapapun Presidennya yang terpilih nanti, dirinya memastikan tidak akan berpengaruh dan bakal tetap menjadi Ustadz.

“Mau Prabowo atau Jokowi yang menjadi Presidennya, hal itu tidak akan berpengaruh kepada kita. Yang Ustadz ya tetap menjadi Ustadz, tidak mungkin menjadi habib,” kata Gus Sholeh.

Oleh karenanya, Gus Sholeh menghimbau agar semua pihak untuk kembali bersatu dan jangan tercerai berai. Katanya, sudah tidak ada lagi 01 atau 02, tetapi yang ada saat ini adalah 03 yaitu Persatuan Indonesia.

“Tak ada lagi 01 dan 02, tapi 03 persatuan Indonesia,” ucapnya.

Dia kembali mengungkapkan, ditengah suhu politik saat ini yang sudah genting, bangsa ini sangat membutuhkan sosok tauladan, dan sosok seorang tokoh guru yang mampu memberikan kesejukan.

“Bangsa Indonesia itu memiliki jiwa patriotisme yang sangat tinggi, terlebih terhadap ulama, pendeta, pastur dan pemuka agama lainya,” tegasnya.

Lebih lanjut, Gus Sholeh juga berpesan agar kepada seluruh masyarakat pengguna media sosial agar lebih bijak dalam penggunanya. Semuanya bisa menjadi pendingin, semuanya bisa menjadi salju, semuanya bisa menjadi AC, semuanya bisa menjadi apapun agar bangsa ini menjadi adem ayem.

“Kita tidak ingin media sosial hanya berisi dengan hujatan, tetapi diisi dengan nilai Indonesia yang damai dan penuh persatuan,” sebutnya.

Sementara itu, Habib Umar Al Hamid dari GENTARI mengingatkan bahwa berbeda keyakinan dan ras bukan suatu halangan bagi rakyat Indonesia tetap bersahabat. Apalagi hanya beda pilihan politik.

“Hiruk-pikuk yang terjadi belakangan ini bukan menjadi alasan kita untuk bermusuhan,” sindirnya.

Habib Umar mengemukakan bahwa indahnya merajut persahabatan dan persatuan. Kata dia, semua agama selalu memberikan kebaikan tetapi kepentingan selalu ada yang dilakukan oleh politikus yang menyerempet kehidupan.

“Kita tetap waspada dan harus menghindar dari kepentingan yang membawa keburukan,” kata Habib Umar.

Ditempat yang sama, Ketua Forum Betawi Rempug (FBR) Kyai Luthfi mengatakan melalui acara ini, pihaknya menghimbau agar rakyay Indonesia tetap bisa merawat dan menjaga kerukunan bangsa. Menurutnya, identitas tidak dipersalahkan, justru kalau identitas ini dijadikan permasalahan, maka persatuan ini tidak akan bisa terjadi.

“Persatuan harus di jalankan pada tingkat gresshold, agar ini semua bisa membawa kita kepada persatuan dan kedamaian,” pungkasnya.