JAKARTA – Forum Aktivis Nusantara menggelar Diskusi Online dengan tema Bahaya Laten Virus Kebencian Aktivis ProDem terhadap Demokrasi.
Diskusi kali ini, menyoroti upaya jaringan aktivis ProDem yang ditudung kerap membuat gaduh masyarakat dengan kritikannya yang tidak berdasar dan terkesan memprovokasi masyarakat untuk benci terhadap segala kebijakan pemerintah.
Rizky Baihaqi (Ketua Poros Aktivis Jakarta) menegaskan bahwa seruan dan kritik tak berdasar yang dilakukan aktivis ProDem melalui diskusi ke diskusi bahkan sampai aksi unjuk rasa dalam menebar kebencian kepada Presiden Jokowi tentu itu tidak layak untuk dicontoh oleh generasi muda karena tindakan demikian berpotensi memecah belah bangsa.
Tidak berhenti disitu, sampai detik ini juga di tahun 2022 aktivis ProDem masih aktif melakukan tindakan mengajak masyarakat untuk membenci pemerintahan Jokowi.
Selain itu, Prodem juga menyerukan penolakan terhadap IKN Nusantara kemudian menyuarakan untuk menolak perpanjangan masa Jabatan Presiden Jokowi atau Presiden Jokowi cukup 2 Periode saja.
“Kritik dan hujatan seperti inilah yang menjadi pengganggu disaat pemerintah sedang fokus memajukan Negara Indonesia dan memulihkan perekonomian ditengah bahayanya wabah virus Covid 19 yang kian memprihatinkan,” bebernya.
Sementara itu, Subandi (Ketua Jaringan Mahasiswa Batavia) menyatakan bahwa desakan aktivis ProDem kepada Jokowi untuk berhenti sebagai Presiden memang sudah diserukan sejak 2019. Entah faktor apa yang membuat aktivis ProDem ini kian gencar menyerukan agar Presiden Jokowi berhenti dari jabatannya, apakah ada kepentingan terselubung atau karena sentimen dan iri terhadap keberhasilan pemerintahan Jokowi.
Selain itu, aktivis ProDem yang berafiliasi dengan KAMI jugalah Dalang di Balik Kerusuhan Aksi UU Cipta Kerja pada tahun 2020 lalu yang mengakibatkan sarana prasarana menjadi rusak akibat dilakukan pembakaran oleh kelompok masa aksi,” tambahnya.
Tidak menutup kemungkinan bahwa aktivis ProDem juga aktor penggerak masa aksi dari anarko. “Maka semua tindakan provokatif dari jaringan aktivis ProDem ini harus kita hentikan,” ujarnya.
Ditempat yang sama, Muhammad Ali (Ketua Forum Millenial Indonesia) menjelaskan prinsip demokrasi jangan sampai terkotori atau terganggu oleh sekelompok pihak yang ingin merusak tatanan dalam berbangsa. Ali menegaskan tidak ada tempat bagi aktivis ProDem jika aksi yang dilakukan selalu membuat gaduh masyarakat.
“Kita tahu bahwa sistem pemerintahan kita adalah Demokrasi tetapi tetap dalam koridor hukum sebagai dasarnya,” tuturnya
Kemudian, lanjut dia, tindakan aktivis ProDem yang suka menghujat tanpa adanya solusi ini menjadi contoh penerapan demokrasi yang tidak tepat, maka jangan tidak patut untuk kita contoh sebagai generasi muda.
“Kita juga tahu bahwa jaringan aktivis ProDem juga ber afiliasi dengan para petinggi KAMI (Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia) yang menjadi catatan buruk bagi jaringan aktivis ProDem. Oleh sebab para petinggi KAMI tersebut banyak yang melakukan pelanggaran, hasutan serta fitnah kepada pemerintah Jokowi,” sebutnya.
Katanya, ada beberapa aktivis ProDem yang berafiliasi dengan KAMI tersebut telah di lakukan penangkapan oleh aparat penegak hukum, karena atas tindakannya yang melanggar aturan. Saat ini bahwa tindakan ProDem dan KAMI begitu identik, yaitu menebarkan kebencian terhadap pemerintahan Jokowi, sehingga berakibat rusaknya tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Maka tidak ada lagi cara untuk menghentikan tindakan provokatif oleh aktivis ProDem selain membubarkan dan memutus jaringan aktivis ProDem tersebut. Sebelum virus kebencian ProDem terhadap pemerintahan Presiden Jokowi menyebar lebih luas dan merusak mental generasi muda,” pungkasnya.