KPK Rasa Tim Sukses, BPK : Pakai Masker, Ada Aroma Konspirasi yang Tak Sedap

News478 Dilihat

JAKARTA – Ratusan massa tergabung dalam Barisan Penegak Keadilan (BPK) kembali mengepung Gedung Merah Putih Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Jakarta Selatan, Rabu (9/5/2019).

Dalam aksinya, massa BPK yang mengenakan masker itu berkomitmen mengawal dan menjaga marwah KPK. Mereka juga memberikan alasan penggunaan maskert tersebut. Masker merupakan simbol pihaknya mencium bau tidak sedap terkait adanya konspirasi internal KPK yang ingin menyingkirkan penyidik KPK dari sumber Polri.

“Makanya kami gunakan simbol masker untuk menutupi bau tak sedap ini. Jika KPK menyingkirkan penyidik profesional dari sumber Polri maka para koruptor akan semakin tepuk dada dan tepuk tangan,” ungkap Koordinator aksi Dhani.

Lebih lanjut, Dhani berharap kepada pucuk pimpinan KPK Agus Rahardjo bisa bertindak tegas menindak riak-riak yang ingin menghambat kinerja KPK. Ditambah lagi, tudingan KPK yang kini sudah tidak lagi murni menjadi petugas penegak hukum dalam pemberantasan kejahatan rasuah di Indonesia. Bahkan, ada yang menyebut, belakangan KPK sudah bergerak tidak ubahnya sebuah partai politik.

“Penyidiknya rasa tim sukses. KPK ini Komisi Pemburu Koruptor atau partai politik sekarang. Kami masih kasih waktu untuk membuktikan kalau KPK itu tidak berpolitik,” sebut dia lagi.

Pihaknya pun mensinyalir berbagai konspirasi banyaknya kelompok kepentingan di KPK. Bahkan, tiap kelompok itu kerap kali berbeda pandangan satu sama lain dalam menjalankan tugas pokok sebagai lembaga antirasuah.

“Jadi ada genk-genk an. Novel Baswedan jadi pentolannya. Kami ingatkan sekali lagi, KPK jangan happy bermain politik. Tinggal tunggu karma saja,” kata Dhani.

Lebih jauh, Dhani berpesan agar marwah KPK sebagai garda terdepan pemberantasan korupsi bisa terus dijaga dari gerombolan-gerombolan yang jualan isu politik didalamnya.

“Singkirkan riak-riak yang ingin mempengaruhi Agus Rahardjo cs. Jaga soliditas lembaga antirasuah. Keberhasilan KPK itu sendiri tak terlepas dari tangan-tangan penyidik dari sumber korps Bhayangkara. KPK membutuhkan penyidik dari Polri,” pungkasnya.