Jakarta – Jaringan Muslim Muda Jayakarta (JMMJ) menyesalkan dengan gaya ceramah Wakil Sekretaris Jenderal (Wasekjen) Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Tengku Zulkarnain yang cenderung membabi buta menghujat pemerintahan Jokowi.
“Beliau ini kan publik figur dan Wasekjen MUI, sangat tidak pantas sekali ceramah-ceramah yang disampaikan kerap provokatif. Tidak cocok dijuluki dengan Kiai, bukannya menyejukkan malah bikin kuping panas,” tegas Ketua JMMJ Ahmad L, Rabu (15/8/2018).
Lebih lanjut, Ahmad menyoroti ceramah kontroversi yang diupload dihalaman youtube di link
Pasalnya, video ulama dari keturunan Tionghoa itu berjudul calon Presiden RI 2019 Pilihan KH Tengku Zulkarnain #2019GantiPresiden. Fix !!!2019 Ganti Presiden, ini calon Presiden 2019 Menurut KH Tengku Zulkarnain.
Dan video tersebut telah diupload oleh Serambi Aswaja tanggal 26 April 2018. Sudah ditonton sebanyak 367.851 kali. Mendapat subscriber sebanyak 311.016.
Diketahui pernyataan Zulkarnain di video tersebut adalah :
“Jadi Menteri sekarang susah nih. Jaman sekarang nih. Presiden ngangkat Menteri betul. Kalau Presiden nya hebat biasanya menterinya hebat setuju. Dulu zaman Pak Harto kalau sudah jadi Menteri huh…Subroto Menteri perminyakan pertambangan Presiden OPEC sedunia Profesor dr Subroto seluruh dunia kenal hebat BJ Habibi Menteri Ristek seluruh dunia kenal siapa BJ Habibi bisa bikin pesawat terbang betul. Emil Salim menteri lingkungan hidup seluruh dunia kenal tau tidak bisa disuap jadi menteri. Jenderal Muhammad Yusuf. Waduh dulu saya SMP kalau inget Yusuf Jenderal Yusuf kalau baris kan tentara dipinggir Laut lagi latihan prajurit sudah sarapan pakai apa siap sama nasi goreng telor separuh senengnya lihat Jenderal Yusuf itu Menteri ya nggak. Sekarang Menteri repot. Ibu ibu daging mahal makan keong hehe aduh rusak banget heh untung gak dibilangnya bu beras mahal makan tai datang kita gini adem adem rusak ibu ibu cabai mahal tanam sendiri” dan seterusnya.
“Narasi ceramah yang dibangun hanya ingin menghujat pemerintah tanpa ada data. Dan parahnya kenapa muncul pernyataan pemerintah suruh makan kotoran (tai). Ini gaya cuci otak sangat ngawur, pemerintah gak setega itulah,” tuturnya.
Dia pun berpesan kepada publik agar bisa membedakan mana ulama yang menyejukkan untuk kedamaian dan mana ulama jadi-jadian yang kerap provokatif tanpa data dan solusi.
“Rakyat harus pintar-pintar mencerna. Jangan-jangan yang ceramahnya cuma bisa menghujat terus bukan ulama. Sebaiknya Zulkarnain beralih profesi jangan jadi anggota MUI, lebih baik jadi politisi saja,” pungkasnya.