Tolak Radikalisme Berkedok Agama, Lembaga Adat Melayu Riau Komitmen Jaga Kamtibmas dan Persatuan

News298 Dilihat

JAKARTA – Berangkat dari persoalan yang terjadi saat ini di tanah air, termasuk  di Riau, menyoal isu provokasi dan politik identitas serta mudahnya hoaks dipercaya masyarakat hingga berdampak buruk bagi kelangsungan hidup bermasyarakat.

Maka itu, Lembaga Adat Melayu Riau  (LAMR) juga bersama sejumlah ormas yang dihadiri pengurus Forum Pembauran Kebangsaan (FPK) Provinsi Riau, Ketua Persatuan Tionghoa Indonesia (PITI) Riau yang juga merupakan Ketua Harian Persatuan Masyarakat Tionghoa Indonesia (PSMTI) Riau, Jailani Tan, Ketua Bidang Infokom DPP IKJR, H Widodo SH, Ketua IWKR Drs Eva Firman MH, dan Polisi Adat LAM Riau Syafrizal.

Mereka menggelar deklarasi dan mengajak masyarakat di Bumi Lancang Kuning, untuk ikut menjaga situasi kondusif. Terutama menjaga suasana Kamtibmas, situasi yang selalu aman dan harmonis di Riau, serta menolak radikalisme.

Mewakili ormas yang hadir, Sekjen LAM Riau H Nasir Penyalai SH, mengatakan, dalam diskusi bersama tokoh lintas agama dan lintas ormas di Pekanbaru memastikan bahwa masyarakat Riau kental dengan adat Melayu dan saling menghormati antar sesama. Dia berharap tidak ada masyarakat yang terpancing oleh isu-isu provokatif di ruang publik.

“Kami di sini bersinergi dalam menyikapi fenomena yang terjadi di negara kita, khususnya Riau. Kita mengajak untuk terus menjaga keharmonisan, silaturahmi, ketentraman dan hidup bersama,” kata Nasir Penyalai di sela-sela diskusi.

Pihaknya juga mengajak untuk selalu menjaga persatuan dan kesatuan, dalam bingkai Kebhinekaan dari NKRI. 

“Kami juga mengajak untuk selalu menja­ga keamanan, ketertiban masya­rakat (Kamtibmas), dengan mewujudkan kedisiplinan dan taat terhadap aturan hukum dan undang-undang yang berlaku,” sebutnya.

Lebih lanjut disampaikan orang-orang Melayu, masyarakat yang senantiasa membuka diri dan membaur dengan elemen mana pun. Bahkan bukti sejarah, bagaimana hubungan Gajah Mada dengan Hangtuah. Me­reka begitu bersinergi meski berbeda kerajaan saat itu.

Disebutkannya, apa kata Hangtuah kepada Gajah Mada kala itu, kalau roboh Kota Malaka, papan di Jawa saya dirikan. Tumbuh bagai dikata, nyawa dan badan saya berikan.

“Artinya, sepenanggungan dan senasib antara dua bangsa antara kerajaan Majapahit dan Melayu. Kenapa tidak kita ikuti sekarang ini, dengan kenyamanan masyarakat yang hiruk-pikuk yang terganggu dengan kepentingan sesaat,” paparnya.

Datok Nasir juga mengajak semua elemen untuk bercermin diri, untuk meninggalkan hal-hal kecil yang jadi perseteruan. Jangan persoalan etnis jadi masalah besar. Yang harus diperjuangkan sekarang, bertekad bisa membangun ekonomi, infrastruktur, adat istiadat dan kearifan lokal, yang harus dijaga bersama.

“Makanya kami di Lembaga Adat ini melalui FPK, melalui etnis Melayu, Tionghoa, Jawa, Batak, Bugis dan lainnya tidak ada persoalan. Yang menjadi persoalan saat ini adalah ekonomi. Bagaimana jalan parit tersumbat kita lancarkan, untuk itu kita menolak semua kepentingan Identitas dan kepentingan sesaat. Maka perlu kita ciptakan keharmonisan, kenyamanan sehingga negara kita disegani oleh negara lain. Mari kita tolak hoax, jangan kita kembangkan hoax,” pintanya.

Lebih dari itu, Lembaga Adat juga mengajak masyarakat, untuk menolak segala bentuk tindakan radikalisme, yang mengatasnamakan agama. Karena tindakan tersebut merupakan kesalahan individu, bahkan agama manapun tidak membenarkan tindakan radikalisme tersebut.

Perlu digarisbawahi, bahwa pihaknya sangat berterimakasih kepada pemerintah pusat, memilih Riau menjadi rujukan bahwa budaya Melayu itu adalah budaya yang merangkul dan menciptakan suasana kondusif.

Karena itu, mari sama-sama maju di Riau, dari suku mana pun. Bahwa masyarakat di Riau tak risaukan hiruk-pikuk yang sempat terjadi, karena masyarakat Riau adalah cinta NKRI. Hal ini sesuai pula dengan bait di gurindam dua belas Raja Ali Haji sebagai bapak bahasa dan ada tunjuk ajar dari Tennas Effendi sebagai bapak Adat.

“Jangan kita berseteru sesama sebangsa. kami mengajak dan menolak semua yang berkepentingan memecah belah umat, serta menolak pemahaman radikalisme dan sukuisme. Lebih dari itu, kami mengajak segenap masyarakat, untuk selalu bersinergi dengan pemerintah, TNI, Polri, untuk mewujudkan visi misi pembangunan yang merata, dan selalu menyelesaikan permasalahan dengan cara kebersamaan. Sehingga tercipta solusi yang baik dan bermanfaat untuk semua masyarakat,” tutup Nasir.