Intelkam Polda Metro Kian Mesra dengan Ormas & Sayap Parpol Jelang Pemilu 2019

Nasional224 Dilihat

Jakarta – Wadir Intelkam Polda Metro Jaya AKBP Yanuar Widianto, S.IK yang mewakili Direktur Intelkam Polda Metro Jaya Kombes Pol. Dr. Umar Effendi, M.Si mengajak organisasi masyarakat (ormas) dan sayap parpol untuk tetap kompak dalam menjaga kebersamaan dalam menciptakan optimalisasi kamtibmas di wilayah hukum Metro Jaya.

“Mari tetap kompak menjaga kebersamaan kita dan bersama ciptakan optimalisasi kamtibmas di wilayah hukum Metro Jaya. Kedepankan upaya dialog dalam penyelesaian masalah,” tegas AKBP Yanuar.

“Membina kamtibmas adalah tanggung jawab kita semua,” kata dia lagi.

Hal itu mengemuka saat pembukaan agenda Bina Kamtibmas bertema “Optimalisasi Kontribusi Organisasi Masyarakat & Sayap Partai Politik dalam Cipta Kondisi Kamtibmas yang Kondusif di Wilayah Polda Metro Jaya”, yang diinisiasi Subdit Politik Intelkam Polda Metro Jaya di Hotel Puri Denpasar Kuningan Jakarta Selatan, Senin (30/7/2018).

Turut hadir juga perwakilan Bawaslu DKI, KPU DKI, Humas Polda Metro Jaya dan puluhan peserta dari berbagai ormas dan sayap partai diantaranya HMI, KNPI, Pemuda Pancasila, AMK, MKGR, Pamdal KPU, PAC PPP, dll.

Menurutnya, kebersamaan adalah unsur terpenting dalam perjuangan bangsa Indonesia sehingga diperlukan upaya sinergisitas antar masyarakat baik ormas maupun sayap parpol dalam agar tercipta situasi kamtibmas yang kondusif.

“Suatu keinginan luhur agar kita bersama dengan semua elemen masyarakat dan institusi lain ikut berpartisipasi menciptakan situasi kamtibmas yang kondusif,” bebernya.

Sementara itu, perwakilan Binmas Polda Metro Jaya AKBP Jajang Hasan Basri membeberkan strategi Polmas di tahun politik dihadapan puluhan ormas dan sayap parpol yang nampak antusias hadir di acara tersebut.

AKBP Jajang menyebutkan bahwa fungsi pembinaan kamtibmas merupakan bagian tak terpisahkan dari keamanan nasional (national security) yang merupakan conditio sine quanon pembangunan nasional.

“Setiap masyarakat memiliki potensi dinamis dan konstruktif untuk mempertahankan eksistensinya dan memelihara keamanan lingkungannya. Perlunya mengeliminir proses-proses sosial yang dissosiatif demi terpeliharanya stabilitas kamtibmas, sebagai ujung terdepan stabilitas nasional,” sebut AKBP Jajang.

AKBP Jajang mengingatkan bahwa permasalahan kamtibmas bukan lagi sekedar upaya-upaya represif, preventif belaka, namun menuntut upaya-upaya pre-emptif agar berbagai pihak menyadari dan mau memperkecil akar-akar dan potensi gangguan Kamtibmas.

“Hal ini harus dipedomani bersama agar bisa mencegah perilaku anarkis didalam masyarakat, konflik horizontal antar penduduk jelang tahun politik ini,” katanya.

Ditempat yang sama, Kepala Bidang Bina Ideologi dan Wawasan Kesbangpol Drs. H.M. Asyik Noorhilmany, Msi mengatakan bahwa salah satu gerakan merajut kembali Merah Putih demi bangsa dan negara adalah wawasan kebangsaan.

Kata Asyik, wawasan kebangsaan adalah cara pandang bangsa Indonesia dalam memperkokoh persatuan dan kesatuan dalam kebhinekaan yang ditandai oleh tingginya rasa nasionalisme dan kesadaran bela negara.

“Hal tersebut sangat penting di tahun politik ini untuk menjaga agar pertarungan politik dan perbedaan pilihan tidak mengganggu kesatuan dan persatuan bangsa,” ujar Asyik.

Asyik juga menyayangkan jika nilai-nilai Pancasila saat ini mengalami marjinalisasi dan kurang dipedomani dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.

“Waspadai juga pengaruh paham radikalisme dan gerakan komunis gaya baru yang masuk di Indonesia,” sebutnya.

Di kesempatan yang sama, Kasubdit Sosbud Intelkam Polda Metro Jaya AKBP Sodiran lebih menekankan kepada para peserta untuk mematuhi peraturan dalam penyampaian pendapat dimuka umum. Kata dia, didalam UU Nomor 9 Tahun 1998 sudah diaturnya dan bentuk penyampaiannya bisa berupa demonstrasi, pawai, rapat umum maupun mimbar bebas.

“Peraturan penyampaian pendapat dimuka umum harus dipedomani bersama agar dalam pelaksanaanya bisa berjalan aman, tertib dan damai,” ucapnya.

Acara yang digelar selama dua hari tersebut, (30 s/d 31 Juli 2018) ditutup dengan kesepakatan deklarasi yang isinya mengajak masyarakat untuk bersama-sama membentengi dirinya dari berita hoax.

“Kami ormas dan sayap parpol menolak berita hoax dan provokasi karena akan memecah persatuan dan kesatuan bangsa,” pungkas para peserta.