Pemilu Usai, Bulan Ramadhan Jadi Penetral Tingginya Tensi Politik

News268 Dilihat

JAKARTA – Ratusan mahasiswa antusias menghadiri acara silaturahmi dan buka bersama Forum Badan Eksekutif Mahasiswa dan Pemuda Jabodetabek di Gedung Joeang 45 Menteng Jakarta Pusat, Rabu (15/5/2019).

Inisiator Forum BEM dan Pemuda Jabodetabek Frans Freddy menyatakan silaturahmi bertujuan membangun sinergi kondusifitas pasca pemilu demi menjaga kesatuan dan NKRI.

“Dibulan suci Ramadhan ini adalah waktu yang tepat untuk menurunkan tensi politik sekaligus menguatkan kembali daya rekat persaudaraan sesama anak bangsa usai pemungutan suara Pemilu 2019,” ungkap Frans saat memberikan sambutan.

“Mari kita isi Ramadan ini dengan kedamaian dan rasa syukur. Kita bersyukur kepada Allah karena pemungutan suara berjalan lancar. Terima kasih kepada rakyat Indonesia yang telah membuktikan bahwa demokrasi kita bisa berjalan dengan baik, damai, dan aman,” katanya.

Dikatakan Frans, harus diakui bahwa ada peningkatan suhu politik selama Pemilu 2019, bahkan ada ketegangan di tengah masyarakat akibat perbedaan dukungan. Namun, lanjut dia, bangsa Indonesia mempunyai daya rekat yang begitu kuat sejak masa lalu, yaitu ukhuwah atau persaudaraan sesama umat Islam, sesama anak bangsa, dan sesama umat manusia.

“Inilah modal agar pemilu ini tidak menyisakan keretakan sosial yang melebar karena perbedaan pilihan politik, utamanya terkait dengan pilpres,” ujar Maman.

Frans juga blak-blakan soal adanya penumpang gelap di Pilpres 2019. Dia pun mengingatkan agar negara tetap waspada terkait keberadaan penumpang gelap ini. Katanya, mereka berlatar belakang simpatisan, kelompok radikal bahkan teroris. 

“Penangkapan teroris Bekasi dari jaringan JAD pekan lalu yang merancang peledakan Bom dalam aksi 22 Mei mengindikasikan kelompok teroris telah menunggangi Pemilu 2019 untuk kepentingan politik mereka. Elit politik harusnya bisa membersihkan dari anasir-anasir non demokratis dan anti Pancasila,” sebutnya lagi.

“Upaya mendelegitimasi proses dan hasil Pemilu 2019 juga sebagai upaya membangkitkan sel tidur jaringan teroris,” kata Frans lagi.

Sementara itu, Dir Bimas Polda Metro Jaya Ustadz Roni Al Saud berpesan dalam menyikapi hasil pemilu umat Islam Indonesia perlu mengetengahkan karakter muslim yang bertakwa.

“Orang yang bertakwa memiliki karakter dermawan, sabar, mampu menahan amarah, dan mudah memaafkan. Bukan orang yang kasar, tukang caci maki, melawan pemerintah dan menyebarkan kebencian,” tuturnya.

Hal senada juga dilontarkan Wakapolda Metro Jaya Brigjen. Pol. Wahyu Hadiningrat yang mengatakan kekuatan iman akan melahirkan sosok atau pribadi yang amanah dan tidak khianat, termasuk tidak khianat pada komitmen kebangsaan dan kemanusiaan.

“Orang yang beriman akan selalu berjuang menciptakan rasa aman, tentram pada lingkungan dan pada diri sendiri. Mustahil bagi seorang muslim yang beriman akan berbuat kekerasan, radikalisme, intimidasi, apalagi melakukan aksi terorisme,” ujarnya.

Dia mencontohkan penaklukan Kota Mekah pada bulan puasa oleh Nabi Muhammad saw. tanpa pertumpahan darah setelah bertahun-tahun wilayah itu dikuasai kafir Quraisy dan umat Islam harus berhijrah ke Madinah.

“Peristiwa penting itu menjadi bukti bahwa Islam adalah agama damai yang mencintai kemanusiaan,” pungkasnya.

Untuk diketahui, para peserta dihadiri perwakilan dari berbagai kampus diantaranya Unindra, Univ Islam Assyafiyah, Stebank Islam Jakarta, Univ. JAYABAYA, Univ Mpu tantular, STMIK Jayakarta

STIe Jayakarta, Univ Mercubuana, Univ 17 Agustus 45, Univ Az Zahra, UIN Syarif Hidayatullah, Sapma PP, Karang Taruna dan diselingi santunan anak yatim piatu.

Hadir juga Presiden mahasiswa universitas azzahra, Presiden mahasiswa UNINDRA, Presiden mahasiswa universitas islam assafiyah, Presiden mahasiswa universitas Ibnu Caldun, Presiden mahasiswa MPU tantular, Presiden mahasiswa STMIK Jayakarta, Presiden mahasiswa STIE, Ketua BEMF hukum Universitas Attahiriyah,  dan Ketua komisariat PMII Universitas Bung Karno.